Tuesday, October 6, 2015

Vaping VS Rokok

Halo teman-teman pembaca yang setia, kali ini saya bukan mau me-review ataupun memberi tutorial. Kali ini saya hanya ingin mengungkapkan apa isi hati dan pikiran saya soal Vaping.
Mengapa artikel ini saya buat? Karena saya sering dengar pertanyaan semacam ini:
1. Vaping itu berbahaya gak sih?
2. PV (Personal Vaporizer) sama rokok itu lebih bahaya mana?
3. Apa gak bikin polusi tuh asapnya banyak banget?
Dan lain sebagainya. Saya kadang lelah juga menjelaskan ke orang lain tentang vaping, tapi ya apa boleh buat. Saya sadar bahwa saya (pengguna PV) harus memberi tahu orang-orang disekitar saya tentang benda yang selalu saya bawa kemana-mana ini, agar orang lain mengerti benda apa ini sebenarnya.
Oke, mari masuk lebih jauh. Bagi saya, kegiatan vaping ini sangat berbeda dari rokok konvensional. Pertama, tidak ada proses pembakaran disini, hanya Propylene Glycol dan Vegetable Glycerine yang di-uap kan. Benar, tidak ada bau pembakaran (sangit dalam bahasa Jawa). Kedua, bahan yang digunakan pun berbeda dimana rokok menggunakan daun tembakau yang dibakar, PV menggunakan Propylene Glycol dan Vegetable Glycerine yang diuapkan menggunakan kumparan kawat yang kita sebut koil. Persamaan dari rokok dan PV satu-satunya adalah sama-sama digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan Nikotin dalam jumlah tertentu (tergantung kebutuhan). Keuntungan dengan PV adalah kita bisa menurunkan kadar nikotin sesuai kebutuhan kita, biasanya produsen liquid memiliki opsi 6mg, 3mg, dan 0mg. Ketika kita sudah bisa memakai 0mg nikotin maka jelas kita sudah terlepas dari adiksi nikotin, benar kan? Meskipun kita tetap vaping, sewaktu-waktu berhenti pun tidak masalah karena pada dasar nya sudah lepas dari adiksi nikotin. Berbeda dengan rokok, seorang perokok apalagi perokok berat sangat susah untuk mengurangi batang rokok yang dihisapnya. Saya tidak asal bicara, karena saya pernah termasuk salah satunya. 2 bungkus per hari itu sudah biasa, bisa anda bayangkan berapa ribu racun yang saya hisap tiap hari nya. Satu-satunya opsi bagi perokok untuk berhenti ya hanya niat, dan itu sangat sulit karena kita tidak bisa menurunkan konsumsi nikotin kita secara perlahan.
Sekarang saya ingin menanggapi, mana yang lebih berbahaya?
Pertama, apa yang terkandung dalam rokok? Jelas ada nikotin, tar, arsenik, amonia dan ribuan lainnya. Lalu apa yang terkandung dalam liquid PV? Propylene Glycol, Vegetable Glycerine, Essens (food grade), Nikotin (opsional), pemanis (terkadang). Hanya itu yang terkandung dalam liquid. Bagi saya memang semua yang tidak seharusnya masuk paru-paru seseorang tapi tetap dipaksa dimasukkan tentu memiliki resiko. Jika kita lihat bahan-bahan nya, liquid PV itu lebih cocok masuk ke pencernaan ketimbang pernafasan, hehehe karena bahan-bahan itu sudah sangat wajar terdapat pada makanan (kecuali nikotin). Silahkan googling saja satu per satu bahan liquid yang saya sebutkan tadi. Sekarang kita lihat bahan apa yang ada dalam rokok, tentunya daun tembakau, kertas rokok, dan filter. Lalu kenapa zat yang dihasilkan ada ribuan? Ya karena pembakaran itu tadi menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih kompleks, saya tidak bisa menjelaskan lebih jauh karena memang bukan bidang saya (bagi teman-teman yang tahu, tolong sampaikan di kolom komentar ya).
Terus terang saya tidak bisa secara gamblang mengatakan mana yang lebih berbahaya, saya hanya ingin menjelaskan apa yang saya rasakan. Pada dasarnya memasukkan "sesuatu" ke paru-paru selain oksigen itu tentu memiliki resiko, termasuk merokok dan vaping. Namun kenapa saya lebih memilih vaping? Karena saya tahu benar apa yang saya masukkan ke paru-paru, dan bahan-bahan itu (setidaknya) aman bila dikonsumsi. Jika saya menginginkan nikotin, kenapa saya harus ikut memasukkan 4000 lebih zat kimia yang ada dalam rokok? Dengan vaping setidaknya hanya beberapa senyawa saja yang ikut masuk ke paru-paru saya. Toh, di lingkungan kita sekarang sudah susah mendapatkan udara bersih (terutama di perkotaan), semua sudah tercemar asap kendaraan, polusi pabrik, asap pembakaran sampah, dan berbagai polusi lainnya. Setiap hari paru-paru kita tercemari oleh polusi itu, apakah saya harus menambah itu semua dengan 4000 lebih zat berbahaya dalam rokok? Bagi saya, memilih vaping untuk mendapatkan nikotin itu lebih bijaksana (INGAT, BAGI SAYA PRIBADI). Itu alasan pertama saya.
Alasan kedua, saya pernah ditegur karena bau asap rokok yang begitu pekat di badan maupun nafas saya. Yah, secara tidak langsung itu membuat saya tidak percaya diri ketika berhadapan dengan orang lain, terutama keluarga, ataupun rekan-rekan yang tidak suka bau rokok. Juga ketika saya merokok, meskipun di tempat terbuka dan tidak ada larangan, ada saja orang yang mengibas-ngibaskan tangan di depan hidungnya karena asap rokok saya mengenai orang itu. Bagi saya itu sudah "kode" jika orang itu terganggu dengan kehadiran saya disitu. Memang awalnya saya cuek, toh memang tidak ada larangan merokok. Namun lama-lama saya merasa bersalah juga. Kenapa saya harus "meracuni" para perokok pasif ini? Apa salah mereka? Itu alasan kedua saya memilih untuk vaping, setidaknya apa yang saya hembuskan itu adalah uap. Meski demikian saya tetap berusaha tidak mengganggu orang lain dengan uap saya dan tetap vaping di area dimana merokok diperbolehkan.
Ketiga, saya adalah orang yang ceroboh. Pernah suatu ketika saya sedang mengetik sambil tengkurap di kasur, sembari menyeruput secangkir kopi hitam dan menghisap rokok. Ketika mata sudah berat, akhirnya saya ketiduran dengan tangan masih memegangi rokok yang masih menyala. Alhasil, saya membakar sebagian sprei tempat tidur dan terkena sedikit luka bakar di tangan. Saya masih bersyukur bisa segera terbangun dan memadamkan api. Dengan vaping, saya rasa insiden itu tidak akan terjadi lagi. Meskipun PV masih menyala, selama tombol firing tidak tertekan tidak akan terjadi insiden serupa.
Alasan yang ke empat, dengan PV kita bisa merasakan liquid dengan berbagai rasa. Percaya atau tidak, itu sangant menyenangkan bagi saya. Saat merokok, saya hanya memiliki 2 opsi rasa, tembakau murni, atau tembakau dengan menthol. Dengan PV, ada banyak sekali rasa yang bisa kita explore, mulai dari buah, makanan, minuman, menthol dan lain-lain. Indra perasa dan penciuman saya pun sekarang lebih peka terhadap berbagai macam rasa dan bau. Bahkan, saya mulai bisa mengkonsumsi air putih lagi (FYI: ketika masih aktif merokok, saya benar-benar tidak suka air putih, pokoknya harus minum yang ada rasanya, terutama kopi). Dan air putih itu memberi dampak yang besar pada kesehatan saya. Oya satu info lagi, ketika vaping jangan lupa diselingi meminum air putih, karena tenggorokan akan terasa kering dan tubuh mengalami dehidrasi (setau saya penyebabnya adalah Propylene Glycol dalam jumlah tertentu).
Alasan terakhir saya, ada begitu banyak opsi dan modifikasi pada PV. Saya orang yang suka mengutak-atik sesuatu, karena itu saya sangat senang ketika hobi saya itu bisa tersalurkan dengan kegiatan vaping ini. Ada begitu banyak opsi, mulai dari jenis Mod, RDA/RTA, berbagai macam bentuk koil yang bisa dibuat, bahkan kita bisa membuat sendiri PV kita, misal seperti Powerbank Mod. Tentu ada banyak hal yang bisa kita lakukan dengan peralatan ini, mulai dari modifikasi, inovasi, dan lain sebagainya.
Yah, itulah beberapa alasan saya beralih menggunakan Vaporizer. Lima hal itu sudah cukup kuat membuat saya berhenti merokok tembakau. Tapi saran saya bagi anda yang ingin beralih ke PV dengan alasan ingin mengirit, berhati-hatilah karena akan ada banyak godaan, mulai dari berbagai varian liquid di pasaran, hingga munculnya mod atau RDA/RTA baru tiap bulannya. Hehehe, itu godaan yang sangat susah ditolak bagi saya, karena ada saja dorongan untuk membeli, meskipun sebenarnya kita bisa mengirit dari segi liquid. Jika anda ingin melakukan sedikit pengiritan, coba saja buat liquid anda sendiri (Baca Disini: Tips Membuat DIY Liquid). Terakhir, bagi saya PV memang bukan opsi untuk lebih mengirit, tapi saya lebih sayang paru-paru saya. Karena saya belum bisa lepas dari nikotin, maka vaping adalah pilihan saya. Mungkin suatu saat jika saya sudah benar-benar bisa lepas dari nikotin, saya pun akan berhenti vaping dan memulai hidup sehat yang sebenarnya.
Akhir kata, terimakasih sudah membaca artikel saya yang berantakan ini. Saya harap anda bisa dengan bijak menilai dan memilih antara merokok dan vaping, karena saya tidak ingin men-judge mana yang lebih baik terutama bagi anda. Hidup ini adalah pilihan, dan pilihan itu milik anda masing-masing. Artikel ini saya tulis berdasarkan apa yang saya rasakan dan saya alami, maaf apabila tidak bisa menjelaskan secara ilmiah, karena saya tidak berkompeten untuk itu, saya hanya menyampaikan apa yang terlintas di pikiran saya. Terimakasih, salam ngebul...!!!
 

No comments:

Post a Comment