Monday, March 30, 2015

Apollo Mechanical Mod

Apollo, seperti nama pesawat milik NASA ya? hehe. Ya memang bentuk dari Mod ini sedikit mirrip dengan pesawat luar angkasa itu, dengan ujung yang agak meruncing, seperti ini:

lucu yah? kelihatannya lucu, tapi ketika bicara soal performa, Mod Hybrid ini benar-benar garang. Oke, kita bahas performa nanti saja, sekarang kembli ke desain dulu, materialnya cukup solid dan konduktif. Milik saya brass, namun saya sering menjumpai Apollo versi cooper, bahkan warna-warni, saya kurang tahu material apa yang digunakan pada versi warna-warni itu, stainless mungkin? entahlah. Saya akan bahas yang brass saja, karena itu yang saya miliki dan sudah saya pakai sendiri selama 3 bulan kurang lebih. Bagi anda yang suka warna yang mengkilap, saya sarankan selalu sedia Brasso di rumah karena dalam beberapa hari saja Mod ini akan menjadi kusam atau istilah nya adalah Patina. Bagi andayang suka barang-barang vintage, biarkan saja Mod ini menjadi kusam, karena semakin lama dibiarkan, warnanya menjadi lebih klasik. Tapi jangan lupa untuk tetap membersihkan ya, karena saya juga suka Patina, Mod saya hanya saya bersihkan dengan air hangat saja dengan sedikit gosokan lembut. Pada sisi Mod ini, ada tulisan "APOLLO" dan sisi lainnya "USA" dan logo AV (Ameravape). Oya, mod ini menggunakan firing sistem magnet jadi anda tidak perlu khawatir soal per yang kadang mis-firing. Tapi hati-hati jika menaruh, karena magnet akan mempengaruhi benda-benda elektronik, terutama layar gadget anda, jadi jangan menaruh Mod dalam tas yang sama dengan gadget anda berada. Apollo memiliki 6 air hole di bagian bawah-samping, jadi baterai anda lebih lega bernafas agar tidak overheat.

 Firing nya top abis, saya pikir efek dari konektor hybrid nya (pin atty langsung menempel dengan baterai). Kenapa begitu pengaruh? Ya tentu, karena ini mengurangi terjadi nya drop voltage. Bisa dibilang tidak ada delay ketika firing, apalagi setup coil kita memiliki resisten rendah, langsung wusss.. Hehe. Tapi, hati-hati dengan mod hybrid seperti ini, karena mudah terjadi korsleting jika pin positif atty kurang menonjol jadi lebih baik gunakan atty yang pin nya adjustable (bisa diatur panjang pendek nya pin positif). Oya, hati-hati juga ketika menekan tombol fire, karena jika terlalu keras dapat mengakibatkan plat positif baterai menjadi penyok dan akan menyulitkan kita kemudian hari.
Mungkin itu dulu yang bisa saya share.. Makasih ya, keep vaping on gaeess!

Friday, March 20, 2015

Hati-hati Dalam Berinovasi: Powerbank Mod


Halo sahabat vaporizero kali ini akan membahas Powerbank Mod.
Sebelumnya saya minta maaf, bukan maksud menyinggung para inovator. Tapi saya sekedar ingin mengingatkan agar kita tetap berhati-hati dalam melakukan inovasi, karena salah-salah malah bisa membahayakan diri.
Saya ingin membahas soal Powerbank Mod, alias mod yang asal-usul nya dari sebuah powerbank, seperti ini:

gambar dari: https://www.ecig-vapo.com/images/vv-pccp-kit-6600mah.jpg

Nah, sebenarnya tidak salah menggunakan powerbank sebagai mod, toh memang dasarnya mod dan powerbank itu sama-sama sumber daya yang berasal dari baterai. Rata-rata para modder menjumper baterai powerbank dan langsung menghubungkannya ke konektor 510, berikut skemanya secara sederhana, maaf berantakan, hehe:

*Kabel kuning: Untuk PB, Kabel Merah: Digunakan untuk Mod

Nah, lalu apa yang jadi masalah? masalahnya adalah baterai. Baterai yang ada dalam powerbank itu pada dasarnya bukan difungsikan untuk vaporizer, hanya mengisi daya gadget kita saja, makanya belum tentu spesifikasi baterai itu dapat menahan panas dari koil kita, apalagi kalo untuk sub-ohm.
Dalam dunia vaporizer, baterai yang direkomendasikan adalah baterai High-Drain, yah paling tidak diatas 20A. Sedangkan baterai PB? tentu tidak memiliki hal itu, apalagi PB yang KW-KW an hehehe. Memang kalau kita paksakan, atomizer kita tetap akan bekerja berapapun hambatannya, karena prinsip Powerbank Mod ini seperti DIY Mechanical Boxmod, daya dari baterai langsung dialirkan ke atomizer tanpa melalui rangkaian elektronik untuk mengontrol. Ini yang berbahaya, baterai yang jelek (untuk kegiatan vaping) tentu akan sangat cepat panas, bahkan tidak menutup kemungkinan meledak, ini serius karena baterai memiliki daya tahan tertentu terhadap panas, kalau tidak percaya, cari saja video di youtube "18650 batteries explode".
Lalu? Berarti Powerbank Mod ini tidak boleh ya? BOLEH, asal... Asal kita mengganti baterai di dalam nya terlebih dahulu dengan baterai dengan baterai yang memang digunakan untuk vaping, sebut merk gapapa yah? hehe, contoh: efest, vamped, mxjo, AW, Vappower, dll. Tapi ingat, tetap perhatikan kekuatan baterai, minimal 20A. Dan tetap dipasang seperti susunan baterai powerbank sebelum kita bongkar.
Apakah fungsinya sebagai powerbank terganggu? Tidak, selama kita hanya menjumper baterainya saja, alias tidak mengutak-atik modul (board) powerbank nya. Lalu bolehkah men-charge seperti mencharge powerbank biasa? Tentu saja boleh, dan justru itu lebih menguntungkan karena modul powerbank biasanya memiliki fitur auto-cut, yaitu memutus aliran listrik dari charger ketika baterai sudah penuh.
Yah, kira-kira seperti itu yang dapat saya bagikan, maju terus Modder Indonesia, tetaplah berinovasi! Keep vaping on!

Baca juga: Tips Membuat DIY Liquid

Thursday, March 19, 2015

Mutation X V2 RDA


Halo gaeess. vaporizero kali ini akan membahas RDA Mutation X v2.
Mutation X versi 2, RDA penyempurnaan dari versi sebelumnya. Oya sebelum lanjut, berikut ini adalah wajah dari RDA yang akan saya bahas kali ini:

(saya ambil dari http://brokevapers.com/wp-content/uploads/2014/11/Untitled2.jpg)

RDA ini lebih mengarah pada RDA untuk cloud chasing, mengingat memiliki mouthpiece yang sangat lebar. Desainnya pun masih mirip seperti versi sebelumnya, dengan 9 lubang diagonal, namun bedanya di versi ini kita dapat mengatur lebar airhole nya, dan ada juga settingan untuk single coil. RDA ini memiliki 4 post, 2 positif dan 2 negatif. Tentu saja kita akan mudah memasang koil yang kita buat meskipun menggunakan dual coil berukuran besar, kalau saya sendiri pernah menggunakan dual paralel 24awg dan sangat memuaskan hehe. Bagian pin positifnya pun dapat kita atur sehingga pas dengan Mod yang kita gunakan, oya pin ini berlapis perak untuk menjamin konduktivitas yang baik.

Sekarang kita produksi rasa dan uap nya. Untuk uap, tentu tidak diragukan lagi tapi semua tergantung bagaimana kita membuat koil kita. Hal ini dikarenakan desain nya yang cukup "loss" sehingga dari lubang atas pun kita akan langsung dihadapkan dengan koil, tapi tenang, mulut kita tidak akan panas kok karena ada 8 sirip yang siap membuang panas ditambah chuff yang ferbuat dari plastik, atau mungkin delrin ya? Maaf saya kurang tau materialnya. Oke, bagaimana dengan rasa? Yah 7/10 lah soalnya saya sendiri baru merasakan ketika airhole dibuat cukup sempit, itu saja rasa yang keluar masih kurang nendang jika dibandingkan RDA lain seperti magma, tapi its ok lah karena ini memang untuk cloud chasing.

Yup kurang lebih seperti itu review tentang Mutation X v2 ini yang bisa saya bagikan ke teman-teman semua. Semoga berkenan di hati dan stay tune terus di Vaporizero..
:D

Fluidizer liquid : Oxygen


Halo gaeess. vaporizero
Wah akhir-akhir ini cuaca cukup terik yah? Enaknya vaping pake liquid yang seger-seger nih, sambil minum soda dingin, beuh nikmat hehehe. Mau share dikit nih, saya kemarin nemu liquid premium lokal baru, namanya Fluidizer. Dia punya beberapa varian, saya agak lupa sih (kalo ada yang mau nambahin, monggo langsung koment aja yah). Seingat saya ada 3/4 varian gitu, 2 diantaranya adalah Oxygen (cola) dan Helium (dominan kopi-kopi gitu kalo gak salah).
Kali ini yang akan saya share adalah yang Oxygen.Nih wujud nya:
Dari botolnya, cukup menarik dan elegan menurut saya, botol dan stiker nya serba doff dengan tutup warna putih. Tapi jujur saya lebih suka botol dengan ujung runcing kecil, biar gampang ngisi di RTA, hehehe. Yah, gak masalah sih sebenernya, tetep nyaman kok buat vaping pake RDA.
Oke lanjut, aromanya? Cola banget dah, seger adem gitu. Oya, liquid ini tersedia yang 0mg dan 6mg nikotin, kemarin saya ambil yang 6mg. Rasanya? sesuai aromanya, cola banget dan sensasi dingin nya itu lho, bukan mint atau menthol, tapi kolada. Gak ada aroma mint nya, tapi dijamin dingin banget di tenggorokan, hidung dan mulut. Bagi yang doyan dingin-dingin, recomended lah liquid ini.
Liquid ini kemarin saya dapat harga 80rb/20ml, harga yang terjangkau lah buat harian dengan rasa yang cukup memanjakan hehe. 1 nilai plus lagi adalah tersedianya dalam 0mg dan 6mg nikotin, buat yang suka TH, ambil aja yang nikotin, TH nya halus sih kalo saya bilang, apalagi dikombinasi sama dingin nya kolada, cucok haha.
Oya, tapi buat para cloudchaser kayaknya liquid ini kurang cocok, karena vapor nya gak begitu tebal kalo saya bilang, ini subjektif ya. Mending langsung coba aja, hehe. Kemarin saya dapat di More Vapor Jogja, belum tahu apakah sudah tersedia di vapestore lainnya atau belum.

Makasih udah mampir, salam ngebul :D

Wednesday, March 11, 2015

Tips Dalam Membuat DIY Liquid


Halo gaeess. vaporizero kali ini akan membahas Cara membuat liquid (DIY Liquid).
Saya ingin berbagi sedikit tips tentang membuat liquid sendiri. Sebenarnya cukup mudah karena hanya mirip dengan membuat minuman sendiri. Saya juga sering menerima beberapa pertanyaan, nah kali ini saya akan menulis saja dalam format tanya jawab. Check this out!



Q: mas, bahan apa aja sih untuk bikin liquid itu? apakah susah dapetnya?
A: bahan utamanya ada 3 yaitu Propylene Glycol (selanjutnya kita sebut PG), Vegetable Glycerin (selanjutnya kita sebut VG), dan essen. INGAT, SEMUA HARUS FOODGRADE UNTUK MANUSIA.
Ada juga bahan tambahan opsional, yaitu nikotin cair. tapi ini opsional sifatnya.

Q: hah? maksudnya foodgrade buat manusia gimana?
A: maksudnya, ya yang layak dikonsumsi manusia. karena ada juga essen untuk campuran umpan ikan, memang disana tertulis foodgrade, tapi kan level foodgrade ikan sama manusia beda.

Q: oh gitu, alat yang untuk bikin apa aja?
A: yang jelas botol kaca untuk mencampur, pipet/suntikan untuk masing-masing bahan, usahakan pipet/suntikannya memiliki skala agar kita tahu berapa banyak bahan yang akan kita campur. Sediakan juga air panas, atau pemanas nasi.

Q: langkahnya mas?
A:
  1. misal kita membuat 10ml dengan perbandingan PG:VG = 50:50, maka siapkan 5ml PG dan 5ml VG dulu.
  2. tentukan jumlah essen yang akan kita gunakan, misal 2ml, berarti volume PG kita kurangi 2ml.
  3. masukkan 3ml PG dan 2ml essen, lalu kocok dalam botol tertutup kurang lebih 5 menit.
  4. setelah itu buka tutup botol nya dan biarkan selama 1 jam, jangan terlalu lama karena aroma essen bisa hilang. proses ini kita sebut breathing.
  5. sekarang masukkan 5ml VG, dan kocok agak lama hingga gelembungnya banyak.
  6. setelah dikocok cukup lama (sekitar 15 menit), masukkan ke dalam air panas (ingat, pastikan botol liquid kita sudah tertutup rapat). diamkan hingga airnya dingin. buka tutupnya sekitar 5 menit, kocok lagi, dan masukkan lagi ke dalam air yang masih panas. ulangi langkah ini 2-3 kali.
  7. sekarang kita masuk ke tahap finishingnya, kocok hingga keluar gelembung lagi, lalu taruh liquid kita tadi di tempat gelap (misal lemari, kotak, atau kantong yang tidak tembus cahaya).
  8. diamkan selama 1 minggu untuk hasil sempurna, oya jangan lupa setiap hari buka botolnya selama 5 menit, tutup dan kocok lagi, lalu kembali taruh di tempat gelap. begitu terus selama 1 minggu.
Q: wah, oke deh mas.

oyaa, sobat vaporizero cek UPDATE ini ya, karena ada update untuk artikel ini dengan info yang lebih lengkapz semoga membantu..

Friday, March 6, 2015

Nimbus de Amor liquid : Butterscotch


Halo gaeess. vaporizero kali ini akan membahas Nimbus De Amor.
kesempatan kali ini saya akan membagikan sedikit ulasan tentang salah satu liquid premium dari Yogyakarta yaitu Nimbus de Amor. Liquid ini mulai ada di pasaran sejak 2014 lalu, dan memiliki beberapa varian rasa, tapi saya sedikit lupa apa saja, seingat saya adalah Butterscotch, Bellarice, dan Suavis (untuk owner Nimbus de Amor, maaf ya saya agak lupa, mungkin bisa ditambahi di kolom komentar, hihihi).

berikut penampakannya:
Dan, yang akan saya review adalah Butterscotch nya. Siapa sih yang gak kenal sama Butterscotch, terutama temen-temen vapers tentunya sudah akrab dengan flavor yang satu ini. Namun bagaimana dengan milik Nimbus de Amor? Oke, mari kita lanjut.

Pertama kali botol dibuka, maka akan tercium aroma gurih dan harum yang sangat pekat, seperti karamel yang masih cair mungkin yah? hehe. Aroma nya tidak mudah hilang, bahkan termasuk tajam untuk jenis flavor yang creamy, karena biasanya liquid yang creamy aroma nya seperti malu-malu untuk keluar dan baru terasa ketika kita gunakan untuk vaping. Langsung saja saya teteskan di RDA saya dan langsung saya sedot. Rasa manis gurih harum bercampur sempurna di mulut. Mulutpun terasa penuh seperti sedang memakan sesuatu, saya berpikir bahwa vapornya cukup tebal. Benar saja, ketika saya semburkan keluar, uap nya cukup tebal. Saya kurang tahu pasti perbadingan PG:VG nya, tapi memang benar bahwa uap yang keluar cukup tebal. Setelah exhale pun, rasa Butterscotch nya masih tertinggal di mulut, ini sebuah nilai plus tentunya.

Oya, karena saya mencobanya pada sianghari yang cukup panas waktu itu, saya berniat ingin vaping dengan liquid rasa buah-buahan yang segar. Langsung saja saya dryburn dengan maksud menghilangkan sisa liquid di kapas. Setalah saya rasa kapas cukup kering dan bersih, saya teteskan liquid lain dengan rasa buah, namun apa yang terjadi? Hisapan 1-2 rasa buah nya sangat terasa namun sedikit bercampur rasa dari Butterscotch nya, yah saya cuek saja dan berpikir mungkin masih ada sedikit sisa yang tadi, namun pada hisapan ketiga? rasa buah mulai hilang dan justru rasa Butterscotch nya yang mendominasi. Saya cek, kapas masih basah oleh liquid buah, lalu saya tetesi lagi liquid buahnya, hisapan 1-2 rasa buah, tapi selanjutnya lagi-lagi Butterscotch nya yang mendominasi. Astaga, kuat bener tuh liquid aromanya, pikir saya. Akhirnya baru bisa hilang setelah ganti kapas dan bersihin bagian dalam top cap RDA saya. Jadi saran saya, setelah menggunakan liquid ini, lebih baik ganti kapas jika ingin menggunakan rasa lain, terutama buah-buahan. Kecuali anda memang berniat nge-mix keduanya, wkwkw.

Demikian yang bisa saya share kepada sobat-sobat semua, terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya. Oya untuk mendapatkan nya langsung saja datang ke vapestore-vapestore di Yogyakarta, bulan Februari lalu, saya mendapat harga 100k dengan ukuran 30ml.

Baca juga:
Jungle juice: Polar Bear



Jungle Juice Liquid : Polar Bear from More-Vapor


Halo gaeess. vaporizero kali ini akan membahas jungle juice.
Sekarang saya akan memberikan sedikit review tentang liquid dari salah satu vape store di Yogyakarta yang cukup terkenal, yaitu More-Vapor. Belum lama ini mereka mengeluarkan signature series dari liquidnya yang disebut Jungle Juice. Jungle Juice memiliki 6 varian, yaitu Polar Bear, Shark, Rhino, Gadjah, Falcon, dan Tiger. Yang akan saya share kali ini adalah Polar Bear nya.

nih penampakannya yang saya ambil langsung dari website mereka (more-vapor.com)

Oke, kita masuk lebih dalam. Pertama yang saya cium ketika membuka botolnya adalah aroma buah-buahan tropis yang segar, asem, dan aroma mint yang cukup kuat. Lalu langsung saja saya drip ke RDA saya, dan saya lakukan dryburn muncul aroma manis seperti madu bercampur mint. Segera saja saya hisap, benar saja, mulut saya penuh dengan rasa buah-buahan segar seperti kiwi, lemon, yah pokoknya yang punya rasa asem gitulah, saya tidak bisa mengenali satu per satu aroma nya karena memang sudah bercampur rata. Dingin dari mint nya pun bercampur dengan baik, hanya saja menurut saya masih kurang dingin, mungkin karena saya penggemar rasa mint yang cukup ekstrim jadi yah, masih kurang, hehehe. Lalu ketika uapnya saya semburkan lewat mulut dan hidung, muncul rasa manis seperti madu, atau mungkin lebih seperti manis buah yang sudah sangat matang.

Bagaimana dengan ketebalan uapnya? Tidak ada yang spesial bagi saya, sedang-sedang saja mengingat komposisi PG dan VG nya adalah 50:50. Tapi bukan berarti mengecewakan lho, sudah cukup untuk membuat kamar anda berkabut, hahaha. Dengan perbandingan demikian, ada keuntungan lain, karena tidak terlalu kental maka aman-aman saja ketika kita gunakan dengan atomizer seperti Protank, iClear bahkan evod sekalipun, tidak perlu khawatir dryhit.

Demikian yang bisa saya share kepada sobat-sobat semua, info harga dan lain-lain silahkan langsung saja ke website resmi mereka di more-vapor.com

Thursday, March 5, 2015

Doge Ver.2 RDA

Halo sobat vaporizero!, Kali ini yang akan saya bahas adalah RDA Doge Version 2.
sebuah RDA yang di desain untuk anda para cloud chaser. Berikut penampakannya:

Yap! melihat bentuknya sekilas saja sudah dapat terbayang jika RDA ini memang di desain untuk cloud chasing. Lihat saja pada mouthpiece nya yang berdiameter besar dan langsung menyatu dengan bodi. Oya, airflow nya pun cukup besar, sekitar 2mm x 4mm, itu pun ada 2 buah! Sebuah kabar yang menggembirakan tentunya buat temen-temen yang doyan fogging, hahaha.

Oke, lanjut. RDA ini memiliki 4 varian warna seperti diatas, ada SS (stainless steel), Black, Brass, dan Cooper. Saya sendiri menggunakan yang warna hitam, karena kelihatan serem ketika duet dengan Mod Panzer Blackhawk saya. Kaya gini nih:





Hehehe lumayan kan? oya maaf karena top cap nya saya ganti yang ada sirip-sirip nya, hehe


Doge v2 ini mempunyai 3 post dengan post hole yang amat besar, bahkan masih sanggup untuk menampung kanthal 20AWG dengan setting dual coil. Benar-benar mengesankan, terlebih buat anda yang ingin sub-ohm atau bahkan super sub-ohm, RDA ini cocok banget. Tapi bagaimana dengan flavornya? Tidak perlu terlalu khawatir, karena ketika kita mengatur airflownya pada setting yang lebih kecil, rasa akan tetap muncul. Sebuah nilai tambah bagi RDA cloud chaser seperti ini. Oya, dalam paket pembelian kita akan mendapatkan 2 jenis post positif, yaitu dengan material SS dan cooper, soal konduktivitas gak perlu ditanya lah. Pada bagian bawah, kita dapat mengatur pin positifnya, satu lagi nilai tambah untuk RDA ini.

Lalu apa kekurangannya? Bagi saya, yang pertama adalah topcap nya, kenapa? Top cap Doge v2 ini tidak dilengkapi dengan fin (sirip) seperti versi sebelumnya. Efeknya, tentu saja bagian mouthpiece nya yang bersentuhan langsung dengan bibir kita menjadi lebih cepat panas, apalagi ketika kita melakukan settingan sub-ohm terlebih super sub-ohm (misal 0.018). Jadi saya pribadi selalu memberi jeda agak lama pada tiap hisapan, dengan tujuan menyelamatkan mulut saya, wkwkwk.

Kesimpulan:
+ Vapor yang dihasilkan sangat banyak
+ Rasa tidak hilang meskipun dengan desain seperti itu
+ Post hole sangat besar
+ Airflow besar dan dapat diatur, ada juga setting untuk single coil

- Tidak ada fin, sehingga bagian yang bersentuhan dengan mulut cepat sekali panas

Demikian sedikit review yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat ^.^
yang mau nambahin, silahkan langsung komen aja, jangan segan-segan, hehehe.

Silahkan mampir juga disini:
Tugboat Version 1 RDA



Tugboat Ver.1 RDA

Halo sobat vaporizero!, Kali ini yang akan saya bahas adalah Tugboat Version 1 RDA.
, salah satu RDA favorit saya, dan kebetulan ini adalah RDA pertama saya.
Sebelum kita lanjut, berikut penampakannya:

RDA ini setahu saya tersedia dalam 3 warna, yaitu Stainless Steel, Brushed (Seperti stainless tapi tidak mengkilap), dan yang terakhir adalah hitam. Cukup menarik karena kita memiliki pilihan warna agar sesuai dengan warna device kita. Kebetulan yang saya miliki adalah versi SS, sangat cocok ketika dipasangkan dengan Mods Apollo saya yang berwarna Brass.

Baik, seperti yang kita ketahui RDA ini memiliki 3 post dengan diameter lubang yang tidak terlalu besar. Pengalaman saya, RDA ini maksimal digunakan dengan kanthal 24 AWG dual coil, itupun perlu usaha ekstra dalam pemasangan nya mengingat lubang post yang tidak terlalu besar. Yah, saya rasa 24 AWG dual coil sudah cukup mengingat RDA ini memang tidak di desain untuk kompetisi cloud chasing, tapi sangat nyaman untuk vaping sehari-hari.

Dari segi flavor, RDA ini benar-benar mampu menyajikan flavor yang maksimal, mengingat diameter lubang keluarnya vapor tidak terlalu besar, hanya seukuran driptip 510 (5mm). Dengan desain demikian tentunya flavor akan lebih terpusat dan masih sangat berasa ketika dihisap. Driptip bawaannya pun sangat nyaman digunakan, tidak terlalu panjang dan diameter yang pas, dan tidak mudah panas karena driptip nya memiliki delrin insulator sehingga panas tidak mudah menyebar ke driptip. RDA ini juga terasa kokoh meskipun desainnya begitu sederhana, beratnya pun sangat pas. Oya, RDA ini juga memiliki chamber yang cukup dalam, sehingga bisa memuat lebih banyak kapas, otomatis volume liquid yang dapat ditampung pun bertambah, jadi tidak perlu sering-sering meneteskan liquid.

Namun dibalik semua keunggulannya, RDA ini juga memiliki kekurangan yaitu pada pin positif yang tidak dapat diatur dan juga airhole 2mm yang tidak dapat diatur. Yang kita bahas pertama adalah soal pin positifnya, karena tidak dapat diatur maka perlu sedikit penyesuaian untuk kita yang menggunakan Mod berjenis hybrid, karena kutub positif baterai harus langsung bersentuhan dengan pin positif RDA. Saya mengakalinya dengan memukul atau lebih tepatnya menekan pin positif ke bawah, sehingga pin yang ada di bawah RDA bisa lebih "muncul", dan mendapatkan kontak yang baik dengan kutub positif baterai.

Kedua, tentang airhole yang tidak dapat diatur. Saran saya, gunakan saja dual coil agar rasa lebih maksimal. Mengingat RDA ini memiliki dua lubang udara dengan diameter 2mm, maka gunakan saja settingan dual coil berapapun AWG nya. Lalu bagaimana jika kita menginginkan menggunakan setting single coil? Plester. Ya, gunakan plester untuk menutup salah satu airhole, itu cara saya mengakali RDA ini. Oya, bagaimana jika kita membesarkan airhole ini dengan cara di bor ulang? Ya itu terserah selera anda saja, tapi jika ingin flavor dan tarikan yang nikmat, saran saya jangan lakukan itu. Mengapa? Karena makin besar airhole, flavor dari liquid kita akan berkurang meskipun vapor yang dihasilkan akan lebih banyak.


Kesimpulan:
+ Jagonya flavor
+ Desain kokoh, simpel dan elegan
+ Tersedia berbagai warna

- Pin positif tidak dapat diatur
- Lubang airhole terbatas pada 2 x 2mm, tidak ada opsi untuk single coil
- Lubang pada post tidak terlalu besar

Demikian sedikit review yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat ^.^
yang mau nambahin, silahkan langsung komen aja, jangan segan-segan, hehehe.

Mampir kesini juga gaeeess:
Doge v2 RDA